Halaman

Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

Sabtu, 17 April 2021

Sesaat di Pulau Batam

Kemarin, tepatnya tanggal 3 april 2021 kami bertiga berangkat ke Batam melalui jalur laut menggunakan kapal Roro dari pelabuhan Marina Kuala Tungkal, Jambi. Karena hujan deras sedari zuhur hingga menjelang magrib, jadwal keberangkatan kapal seharunya jam 15.00 menjadi pukul 18.30 dan tiba di Pelabuhan Telaga Punggur Batam tanggal 4 April 2021 pukul 10.00 wib.

Liburan ke Batam dimasa pandemi ini keberangkatan harus menyertakan surat keterangan sehat dari petugas kesehatan yang bisa kamu dapatkan di Puskesmas atau Dokter Praktek. Sementara dari Batam ke Kuala Tungkal, kamu harus mengikuti rapid tes yang telah disediakan dengan membayar Rp. 145.000,- per orang menjelang membeli tiket kapal.

Tidak banyak yang dapat diceritakan di atas kapal. Pemandangan laut dari air laut tungkal yang berwarna coklat kemudian berganti menjadi biru ketika memasuki area laut lepas, camar, elang, walet dan burung laut lainnya terkadang melintas di sekitar kapal, lalu perahu-perahu nelayan dikejauhan menjadi objek yang apik untuk diabadikan dan jika beruntung bisa melihat ikan yang sedang berloncatan mengikuti kapal.

Selain pemandangan laut, kita dapat melihat kehidupan mobilisasi masyarakat menggunakan kapal selama hampir 16 jam perjalanan. Jika kamu bepergian sendirian, kamu dapat berkenalan dengan orang-orang baru mulai dari yang tua hingga yang muda, melihat orang-orang yang dapat tidur dimana saja bersama keluarganya atau teman seperjalanan, di atas kapal. Jika kamu bepergian bersama teman seperti saya, kami hanya bercengkrama bersama, mencari tempat yang nyaman, saling berbagi makanan, atau memotret apa saja yang dianggap bagus.Tapi jika kamu ingin beristirahat, tidak diganggu oleh orang-orang yang lewat atau yang sekedar ingin mengajak ngobrol, kamu bisa menyewa kamar di kapal tersebut dengan harga kisaran Rp. 150.000,- hingga Rp. 250.000,-.

Waktu tiga hari tidak cukup bagi kami untuk menjelajahi tempat wisata pun tempat belanja di Batam. Beruntung kami dapat menikmati nuansa malam di Jembatan Satu Barelang setelah bertemu teman lama yang mengajak kami berkeliling di malam hari.

Jembatan Satu sampai Enam Barelang adalah jembatan penghubung 6 pulau dibangun oleh Bapak Presiden Indonesia yang ketiga. Menurut warga lokal, pembangunan jembatan tersebut disertai dengan nuansa mistik, jembatan tersebut beberapa kali gagal berdiri hingga kemudian berhasil dibangun setelah menggunakan t*mbal. Tentu saja cerita tersebut tidak diketahui kebenarannya, hanya berdasar isu semata. Namun, keindahan Jembatan Satu Barelang patut dijadikan spot foto karena kemegahannnya.

Ocarina Park Batam termasuk dalam kunjungan kami. Bianglala, water park, giant wheel, trampoline, juga kiddy land ada di Ocarina. Sayangnya wahana banyak yang tutup karena pandemi covid 19. Namun, bagi penggemar swafoto jangan kuatir karena tempat-tempat cantik dengan pemandangan ciamik tetap dapat dinikmati. Rumah pohon, tangan raksasa yang tinggi mengarah ke pantai dan banyak lagi tempat foto lainnya yang tentu saja tidak perlu menggunakan tiket.

Ingin khusus bermain air jangan kuatir, pulau-pulau kecil sekitar Batam siap didatangi. Salah satunya adalah Pulau Labun. Menuju Pulau Labun, dari Kota Batam melewati jembatan Satu Balerang hingga jembatan Enam Barelang, setelah jembatan Enam Barelang kamu dapat melihat kawasan RS Covid 19 yang dibangun dengan kurun waktu target 2 minggu berdekatan dengan Kampung Vietnam. Kami merogoh kocek Rp. 250.000,-  untuk menikmati fasilitas yang ada di Pulau Labun kecuali penginapan tentunya.

Penjeputan dari Pelabuhan Labun hingga makan siang yang tentu saja terdapat menu seafood. Di Labun kita dapat berenang sepuasnya, mendayung Kano hingga snorkeling melihat “nemo” dan teman-temannya, terumbu karang, dunia bawah laut yang sangat mengesankan. Jangan kuatir jika kameramu takut basah, kamu bisa mendapatkan foto-foto cantik dari guide yang siap dengan kamera anti air. Peralatan snorkeling dan lainnya bebas kamu gunakan. Karena pandemi, hanya kami bertiga yang berlibur di Pulau Labun, berasa liburan privat menyewa seluruh pulau. Hahaha.

Namun, kami kesulitan mencari kendaraan pulang ke kota Batam dengan jarak tempuh sekitar 1,5 Jam menggunakan mobil, selain transportasi online yang mahal sektiar Rp. 280.000,- bis umum dan angkutan lainnya jarang sekali tersedia. Kita harus mencatar atau banyak-banyak bertanya kepada penduduk lokal yang dapat menghubungi kendaraan umum jika kebetulan akan ke Batam. Beruntung, kami berkenalan dengan penduduk lokal yang Abangnya akan ke Batam sore itu, jadilah kami menumpang gratis menuju Batam. Terimakasih Kak Lana atas keramahan dan mencarikan kami tumpangan.

Dari Pulau Labun, kami diturunkan di Batu Aji sesuai dengan permintaan kami. Pukul 4 sore hari kami berkeliling Batu Aji sambil mencari Masjid. Batu Aji ternyata salah satu tempat berbelanja barang bekas dari luar negeri. Tas wanita hingga ransel juga sepatu berjejer di toko-toko sepanjang jalan.

Saya membeli 1 sepatu dan 1 dompet pria dengan harga murah meriah namun berbahan kulit. Selain Batu Aji, barang bekas dapat juga ditemukan di Pasar Jodoh. Penjual membuka lapak di bawah naungan tenda-tenda. Dari daleman wanita atau pria hingga jaket, topi dan sepatu. Semua ada di Pasar Jodoh.

Ingin barang bekas elektronik dari Pasar Jodoh kami berjalan kaki sekitar 10 menit ke Nagoya Hill. Teman saya membeli sebuah laptop bekas keluaran Singapura yang masih sangat bagus. Sayangnya, kami tidak mengetahui oleh-oleh makanan apa yang khas dari Batam. Orang-orang yang kami tanya menyarankan untuk membeli cemilan terutama coklat produk Singapura dan Malaysia.

Selain wisata air dan barang second, kamu dapat mengunjungi Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah yang biasa disebut Masjid Agung II, salah satu masjid terbesar di Kepri bahkan di Pulau Sumatera. Masjid Agung II Batam ini sebagai salah satu replika Masjid Nabawi di Madina dapat menampung sekitar 25 ribu jamaah.

Masjid Indah lainnya di Batam yaitu Masjid Raya Batam. Di halaman masjid ini kamu bisa swafoto dengan latar welcome to Batam. Masjid Raya Batam juga berdekatan dengan alun-alun Taman Engku Putri dan area Mega Mall. Namun, kamu harus banyak bertanya untuk menemukan tempat wudhu di Masjid Raya Batam karena banyak sekali lorong-lorong yang cukup membingungkan.

Soal tidur jangan kuatir, Batam bertabur penginapan murah yang terletak di tengah kota. Dengan Rp. 125.000,- Kamu bisa menikmati sebuah kamar ketce dengan fasilitas AC, Air Hangat untuk mandi, TV dan kasur yang dapat menampung 2 orang.

Saya memesan hotel saat itu melalui aplikasi traveloka, hotel yang kami tempati terletak di tengah kota, jarak tempuh hanya 7 menit ke Nagoya Hill dengan berjalan kaki. Tapi soal makan, harga makanan di Batam tergolong mahal dibandingkan kota-kota yang pernah saya datangi. Makan di salah satu resto yang ada di Nagoya Hill dengan 3 porsi sebesar Rp. 200.000,- hingga Rp. 300.000,-. Saat sarapan kami mencoba menu di rumah makan seputar Pasar Jodoh saya merogoh saku sebesar Rp. 130.000,- untuk 3 porsi. Sementara malam hari kami mencicipi makanan di warung tenda sejenis pecel lele kami menghabiskan sekitar Rp. 160.000,- dengan 4 porsi di luar minuman, karena sebelumnya kami singgah ke swalayan untuk membeli air mineral.

G#ab dan G#jek dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh kamu bisa merogoh sekitar Rp. 20.000,- sekali jalan. Jadi, jika kamu ingin bebas dan puas kemana saja, sebaiknya membawa kendaraan sendiri, namun tentu saja harga tiket berbeda dan lebih mahal. Jika membawa kendaraan roda dua, tiket kapal sektiar Rp. 300.000,- dan jika membawa kendaraan roda 4, maka harga tiket tergantung pada besarnya cc kendaraan roda 4 mu.

Secaran keseluruhan, kabar kemegahan Batam diluar ekspektasi kami. Kami mengira jalanan kota Batam mungkin seperti Palembang yang lebar-lebar. Padat dan penuh dengan lampu di malam hari.

Barang kali karena masa pandemi, kota sebesar Batam pun berasa sepi. Jika tidak pandemi, menurut pak Supir G#ab yang kami tanya, kita dapat berjumpa orang-orang Singapura yang sering berkunjung ke Batam hanya untuk sekedar makan.

Meski diluar dugaan, tetap saja Batam kota indsutri yang keren untuk dilihat, berburu barang second apapun dari pakaian dalam wanita/pria, barang elektronik luar negeri hingga perkakas dapur. Atau sekedar berlibur di Pantai-pantai yang bertaburan di sekitar Batam tidak akan mengecewakan. Jadwal keberangkatan kapal Roro Kuala Tungkal – Batam hari Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 15.00, sementara dari Batam – Kuala Tungkal hari Senin, Rabu dan Jum’at pukul 15.00. Harga tiket sama, Rp. 150.000,- tanpa kendaraan per orang.

Nah, sampai disini dulu cerita saya tentang kunjungan perdana saya ke Batam. Beberapa foto di bawah ini adalah tempat-tempat yang kami kunjungi. 


















Reade more >>

Senin, 25 November 2013

Prasangka

aduh mak. Anakmu ini
butuh topangan berjalan di 4 arah, dimana ada saja yang bermanis muka, namun menyimpan pisau yang siap melukai jiwa.
ke utara, tatapan biasa tapi mengandung cemooh ku terima. Pengganggu seolah tertulis pada corak baju. Si Dekil mana bisa berasudara dengan kita. menginginkan setara sementara dia dina. Mungkin begitu dalam hati mereka.
oh mak. Anakmu ini
berada di selatan bersua dengan tatap iba. Mengasihani juga berkandung mencaci
itu si gadis dungu mana bisa menyatu dengan kita yg memukau. berlagak dan bermanis muka. Mungkin begitu dalam hati mereka.
Amboy mak, anakmu ini
menghadap ke timur dikira penghambat kebahagiaan orang lain. Si fakir tak tahu diri, coba2 usik keluarga kami. mengakungaku, entah apa yang di akui. Begitu barangkali saat senyum sinis tersungging untuk ku.
mak,
malah lebih kejam lagi,
Meskipun sebahagian sedih dan kasihan, tapi lainnya penuh dengan hujatan.
mak,
Dara ini tak hendak campurkan darah lain pada silsilah.
tapi mak, tatapan itu ingin aku menggadaikan jiwaku, meskipun kepada berbeda dengan jenis darahmu.
Dara ini tak hendak pula dengan darah murni. tapi mak, namaku  telah cemar dengan isu-isu.
Dara ini masih tak mampu mengubur jiwa petualang,
dan bukankah jiwa petualang itu teralirkan dari emak dan bapak yang dulu sering menunggang pinisi.
tapi mak, tatapan itu ingin aku menggadaikan kemerdekaanku.
agar aku tak merampas kemerdekaan meraka, dan aku bertanya-tanya kemerdekaan siapakah yg telah ku kekang??? sementara aku masih melanglang tanpa beban.
terlalu mak, anakmu ini.
Pantaskah mengeluh lagi akan hal ini. bermuram durja dengan segala terpa. bertekuk muka terkena coba. Padahal telah kau sirami dengan wejangan, telah kau pupuk dengan pesan2, telah kau ramut dengan ajaran-ajaran. tidak mak, anakmu selalu tersenyum, jumawa. Acuh pada mata-mata.
Tapi kalimat pergilah dengan tak setradisi pun tak apa dari mereka sungguh tak terduga.
Dan anakmu ini mak, dengan mata-mata di belakangmu menghujamku laiknya pengemis yg mengetuk pintu emas berterali baja untuk merampas SEKEPING rupiah.
hahahahaay mak, anakmu ini
Telah coba memberi arti pada hidup yang begini-begini. Telah coba memandang dengan berani. Telah coba berdiri tegak di atas daun. Meskipun hati tak berkeinginan pada fana, tapi sekeliling tatap kita dengan mata dunia.

-tobecountinu-
Reade more >>

titik-titik

pandangan masa itu apakah mengandung sebuah rasa lalu terbawa euforia hingga kemarin? Dan sekarang hanyalah titik titik tanpa isi.
Setelah berabad malam tanpa mimpi, ilusi pandangan itupun tak lagi menari2, kepastian tak pernah hadir, keraguanpun tak jua ada. Tinggallah putusan takdir yg belum memv0nis.
Titik titik, begitu saja?
Akhirnya begitu saja.
#syukron_Tuhan
Reade more >>

heran, aku

ckckck, heran aku.
Begitu gampang seseorang berkata padaku 'kalo cocok, nikah aja, tunggu apalagi?
Bagiku pernikahan bukan hanya skedar cocok, tp banyak faktor lain yg menyertainya..
Menikah bukan untk aku saja, tp jg untuk keluargaku, ayah, ibu, kakak, adik, bahkan keluarga besarku. Jd jika seseorang meminangku, maka dia jg meminang keluargaku dg artian dia siap berkomitmen bergabung menjadi bagian keluargaku. Begitu pula dg ku.
Dan tentunya mampu mengimbangi tradisi2 bru dg keluarga bru.
Well, begitu mudah seseorang berkata pdku 'jangan menunggu, carilah lg'.
Apakah dg mencari hdup telah berhasil??
Menikah bukan tujuan utama dlm hdupku, menikah hanya sbagian dari perjalanan hdup, yg bisa saja terlewati.
Dan kata menunggu membuatku termangu. Memang apa yg ku tunggu? Entahlah. Sementara aku belum mampu mengurus diriku sendiri, lalu apakah aku mampu mengurus sbuah rumah tangga yg terdiri beberapa personil?
Hahahay. . . Gampangnya katakan dg siapa saja, beda budaya jg g pa2'
memahami budaya sendiri aja sulit, apalg memadukan budaya laennya. .
Ah, benar. Berkata emang gampang. Selamat bg yg mampu menjalaninya..
#peace !!!
Reade more >>

Minggu, 12 Mei 2013

sekarang

keadaan yang sekarang adalah yang terbaik.
Reade more >>

aktifity