kepergianku kemarin disertai dengan kemarahan ayah malam harinya. aku gelisah sepanjang perjalananku hingga detik ini, padahal ayah marah hanya gara-gara aku belum menghubungi bang ucok untuk ikut mobilnya yang akan langsung mengantarkanku ke loket jmb-sby. bahkan aku terbangun oleh igauanku sendiri saat ketiduran di bis.
sedang asyik membaca koran, dan sesekali mengisi TTS di meperan musholla kapal yang menghadap ke laut lepas, tiba-tiba seorang ayag yang membawa ke dua anaknya putra dan putri mengganggu keasyikan kesendirian ku.
arif, nama anak laki-lakinya yang kira-kira berumur tak lebih dari 6 tahun, aku tahu namanya ketika suara ayah tersebut memanggilnya dengan suara kencang saat putranya berjalan menjauhinya.
sejauh ini aku belum mengetahui nama putrinya yang jelas lebih tua 2 tahun dari putranya. putrinya anak yang ceria dan banyak omong. sama seperti ayahnya. mereka terlihat akrab bercaka-cakap tentang perjalannya dan ketidak sertaan ibunya dalam perjalanan mereka. dan sesekali putrinya mengoceh tentang selat sunda yang sedang kami arungi.
"yah, pinjem Hp dong," ujar putrinya. 2 menit kemudian, putrinya asik memotret adiknya dengan latar belakang lautan lepas yang biru, angin kencang membuat rambut adiknya bergoyang-goyang.
aku jadi bertanya-tanya dalam hati, apakah sewaktu kecil aku termasuk anak yang ceria? ayah ku penuh canda?. ingat malam sebelum keberangkatanku, kurasa aku tahu jawabannya.
oh god,
apa sepenarnya yang aku cari di pulau tetangga yang kini aku tuju??? gelar?? pengalaman?? teman?? atau hanya sekedar jauh dari rumah?? dan menghabiskan waktu 4 tahun untuik sekedar melupajkan segala atribut rumah walaupun hanya sesaat?? setelahnya akan kembali pada dunia kecilku lagi??? semoga tidak!!!
Selasa, 27 September 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar